Kisah Inspiratif Menuju Guru
Bloger Indonesia.
Oleh. : Syafrina , S.Pd.SD
Bismillahirohmanirohim
Sesuatu
yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya, bahwa saya bisa membuat blog.
Sebenarnya saya sudah
mempelajarinya jauh sebelum bertemu Om Jai dan Almarhum Pak Dian Kelana di
Talang Babungo.
Belajar
membuat blog tepat disuasana lebaran Idul Fitri 2019 diacara “Pulang Basamo.” Banyak
perantau yang pulang kampung. Ada mantan murid saya di SD dulu membuatkan
sebuah blog buat saya tapi saya tidak pernah bisa menggunakannya, karena sudah
pergi ke rantau sebelum saya sempat belajar dengannya.
` Walaupun saya sudah berusaha
berkali-kali, tetap tidak bisa. Saya tidak putus asa saya berdo’a kepada Allah
semoga blog saya bisa digunakan
sebaik-baiknya.
Ketika
belajar bersama Om Jay gelombang ke-4 Saya hanya bisa mengumpulkan 10
resume.
Itu pun nyontek di blog teman lain. Bisa membuka dan membaca blog
teman saja, saya sudah sangat bersyukur, Apalagi jika saya juga punya.
Tulisannya sangat jauh dari kata sempurna. Saya tidak bisa posting di blog
karena keterbatasan ilmu yang saya miliki.
"Ya Allah, apa ini ?"
Karena
haus akan ilmu,saya ikut gelombang 9, tak satu pun resume bisa saya buat. Lagi-lagi saya mengikuti
gelombang 14, saya mampu menulis 2 resume. Benar-benar sebuah prestasi yang
sangat buruk.
Saya tidak putus asa. Saya coba lagi gelombang 15.
Apa kata Om Jay ?
"Bagi yang tidak bisa mengikuti kuliah atau tidak bisa mengumpulkan resume
lebih baik keluar saja ada di grup ini, atau saya akan mengeluarkan."
Saya sadar diri. Saya
keluar dari grup itu.
Ya
sudah, mungkin belum nasib saya belajar
bersama Om Jay, walau saya sudah
bertekad dalam hati akan mengikutinya
dengan sebaik-baiknya. Dan dipertemuan pertama saya sudah menyelesaikan resume
perdana.
Ketika gelombang 18 datang, saya coba kembali mendaftar.
Alangkah malunya saya ketika saya harus menjawab pertanyaan :
"Berapa resume yang anda buat ?
Bukan salah saya semata, Om.
WA saya numpuk. Saya bisa baca WA esok hari ketika saya di sekolah. Di rumah tidak ada sinyal Om. jika ada, itu pun di atas lemari. Dibawa angin
pula. Tidak bisa gunakan Wither Plus, belum bisa akses WA di laptop.
Betapa kurangnya saya.
Sinyal kurang, mengelola blog tak bisa, pesan di WA tak masuk-masuk.
Bagaimana saya bisa belajar dengan baik ? Mau bertanya.. tapi kepada siapa ?
Namun saya tidak putus asa.
Ketika ada kesempatan, saya pasang jaringan di rumah.
Wi-Fi yang saya pesan 6 bulan yang lalu, baru seminggu belakangan dipasang.
Alhamdulillah, jaringan bisa lancar di rumah.
Saya bisa gunakan Wither +, berusaha semampu saya untuk mengelola blog. Alhamdulillah semua berangsur membaik. Mudah-mudahan di Gelombang 18 nanti saya bisa menyelesaikan seluruh yang di yang dianjurkan.
Sekarang saya juga berusaha belajar memindahkan photo dari berbagai sumber ke blog. Alhamdulillah. Setelah berulangkali dicoba, akhirnya ada yang berhasil.
Di sini saya bisa mengambil kesimpulan bahwa belajar blog itu penuh pengorbanan, baik waktu, mau pun uang. Tapi yang terpenting adalah kemauan dan kegigihan serta tekad yang kuat tertanam dalam jiwa.
Mohon doa dan bimbingannya dari semuanya.
Jasa bapak-bapak dan ibu-ibu takkan pernah saya lupakan.
Semoga Allah memberkati kita semua. amin ya Allah.
Amiin…
Solok, 29 Maret 2021
Syafrina, S.Pd.
https://bugurusyafrina.blogspot.com/
11 Komentar
Semngat buk na sungguh luar biasa,, keren
BalasHapusLanjutkan....
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusDimana ada kemauan disitulah ada jalan. Susksee selalu buat Bu safrina
BalasHapusLuar biasa..
BalasHapusSemangat utk Bu Safrina
Hebat sekali perjuangannya. Semangat terus dan sukses selalu untuk ibu shafrina
BalasHapusHebat sekali perjuangannya. Semangat terus dan sukses selalu untuk ibu shafrina
BalasHapusTetap semangat
BalasHapusPerjuangannya luar biasa...salut bu....tetap semangat berkarya dan menginspirasi ya bu...
BalasHapusSemangat bu Syafrina. Ceritanya menginspirasi...
BalasHapusLuar biasa kisahnya
BalasHapusBerkomentarlah dengan bijak