Gulai Patai-Patai dan Pucuak Ubi Jurai
Karya :
Syafrina, S.Pd.SD
Iseng-iseng tadi siang sepulang sekolah
saya pergi ke belakang rumah.
Saya
melihat sebatang pohon patai-patai sedang berbuah.
Patai-patai sudah berisi penuh.
Saya ambil sebatang bambu kecil lalu memetik patai-patai dengan gembira.
Selain yang sudah berisi, polong yang masih lunak pun sangat enak jika
jika digulai.
Saya petik segenggam daun singkong jurai yang tumbuh subur di pekarangan
rumah.
Patai-patai dicampur pucuk ubi jirai memang menggugah selera.
Saya langsung memarut sebutir kelapa mengambil santannya.
Rempah-rempah juga dipetik di kebun. Jahe, kemiri, kunyit, pohon salam
dan serai juga ada. Jadi saya tidak tidak perlu repot-repot membeli.
Hidup di desa memang enak. Tidak perlu semuanya dibeli.
Selain patai-patai dan ubi jurai,
juga ada bunga papaya, terung, cabe rawit, pisang, jeruk dan lain-lain.
Mereka juga bisa dijadikan uang.
Jika hari pasar, kami menitipkan sayuran tersebut untuk dijual.
Kadang-kadang ada tetangga yang meminta.
Kalau ada orang pesta, dan membutuhkan sayuran maka kamilah yang
mengimputnya.
Lumayan, bisa buat UMEGA ( Usaha Menambah Gaji ).
Saya coba mencicipi gulai yang saya buat tadi. Lumayan.
Sayur seger yang baru dipetik di kebun menambah nikmat kuliner kampung
ini. Siaapa yang tidak tergiur hidup di desa yang hijau dan apa-apa tidak perlu beli ?
Setelah ini mungkin saya akan dimarahi oleh perantau Padang, Kenapa ?
Karena membuat mereka akan semakin rindu dengan kampung halamannya.
Sabar para perantau.
Lebaran depan kalau boleh
pulang, tentu anda akan bisa menikmati
menu spesial ini.
1 Komentar
Saya langsung ngecek melihat sayaurnya yg pasti enak. Semoga omjay bisa kembali jalan jalan ke Sumatera barat dengan makanannya yg lezat.
BalasHapusBerkomentarlah dengan bijak